Abstrak: Kelapa sawit merupakan komoditas penting antara Indonesia dan Malaysia
dengan kontribusi yang lebih tinggi bagi perekonomian nasional. Namun, kajian daya
saingnya tetap penting mengingat ketatnya persaingan di dunia global. Penelitian ini
bertujuan untuk memperbaiki Relative Export Competitiveness (REC) hilir kelapa sawit
dan faktor determinannya antara Indonesia dan Malaysia dari tahun 1970 hingga
2020. Penelitian ini menggunakan REC berdasarkan perdagangan barang dan regresi
berganda dengan menggunakan beberapa variabel yang mempengaruhi REC. Temuan
menunjukkan bahwa selama 20 tahun terakhir, REC di Indonesia lebih tinggi daripada
di Malaysia. Pada awalnya, Malaysia memiliki posisi yang lebih kuat dalam REC
dibandingkan dengan Indonesia, terutama dari tahun 1971 hingga 1997. Analisis kami
menunjukkan bahwa REC di Indonesia dipengaruhi secara positif oleh faktor-faktor
seperti kebijakan kelapa sawit, keberadaan organisasi kelapa sawit, dan nilai tukar
resmi. Di sisi lain, GDP per kapita dan kebijakan minyak sawit memiliki dampak positif
terhadap REC di Malaysia. Namun, Foreign Direct Investment (FDI) dan ASEAN Free
Trade Agreement (AFTA) memiliki dampak negatif terhadap REC di kedua negara.
Berdasarkan dari hasil ini, Indonesia dan Malaysia perlu mempertimbangkan kebijakan
produk turunan kelapa sawit untuk meningkatkan daya saing. sumber https://journal.ipb.ac.id/index.php/jmagr/article/view/48205/26677

1. Pendahuluan

Kelapa sawit merupakan komoditas yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia dan Malaysia. Kedua negara ini memiliki kontribusi yang signifikan dalam industri kelapa sawit, dan persaingan global yang ketat mendorong perlunya memahami daya saing ekspor relatif (REC) produk hilir kelapa sawit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis REC kelapa sawit hilir antara Indonesia dan Malaysia dari tahun 1970 hingga 2020. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor yang memengaruhi REC, kedua negara dapat mengembangkan strategi untuk meningkatkan daya saing mereka di pasar global.

2. Latar Belakang

Kelapa sawit memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia dan Malaysia, dan produk hilir kelapa sawit menjadi fokus utama dalam perdagangan internasional. Namun, perubahan dalam kebijakan, nilai tukar, dan faktor-faktor eksternal lainnya dapat memengaruhi daya saing ekspor relatif kedua negara. Oleh karena itu, analisis REC menjadi krusial untuk memahami posisi kompetitif masing-masing negara dalam pasar global.

3. Metode Analisis

Studi ini menggunakan pendekatan regresi berganda untuk menganalisis REC kelapa sawit hilir. Data ekspor, GDP per kapita, investasi langsung asing (FDI), kebijakan perdagangan, dan faktor-faktor lain yang memengaruhi daya saing dievaluasi untuk periode 1970-2020. Analisis gap juga dilakukan untuk memahami perbedaan REC antara kedua negara.

4. Analisis Gap

Analisis gap dilakukan untuk mengidentifikasi perbedaan dalam REC kelapa sawit hilir antara Indonesia dan Malaysia. Faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan ini dieksplorasi, termasuk kebijakan kelapa sawit, keberadaan organisasi kelapa sawit, nilai tukar resmi, dan faktor eksternal seperti perjanjian perdagangan.

5. Hasil

Selama 20 tahun terakhir, REC di Indonesia cenderung lebih tinggi daripada di Malaysia. Pada awalnya, Malaysia memiliki posisi yang lebih kuat dalam REC dibandingkan dengan Indonesia, terutama dari tahun 1971 hingga 1997. Namun, analisis menunjukkan bahwa REC di Indonesia dipengaruhi secara positif oleh faktor-faktor seperti kebijakan kelapa sawit, keberadaan organisasi kelapa sawit, dan nilai tukar resmi. Di sisi lain, GDP per kapita dan kebijakan minyak sawit memiliki dampak positif terhadap REC di Malaysia. Namun, FDI dan ASEAN Free Trade Agreement (AFTA) memiliki dampak negatif terhadap REC di kedua negara.

6. Kesimpulan

Studi ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor yang memengaruhi REC kelapa sawit hilir antara Indonesia dan Malaysia. Implikasi dari hasil ini adalah bahwa kedua negara perlu mempertimbangkan kebijakan produk turunan kelapa sawit untuk meningkatkan daya saing mereka. Dengan memahami perbedaan dalam REC dan faktor-faktor yang memengaruhinya, Indonesia dan Malaysia dapat mengembangkan strategi yang lebih efektif untuk memperkuat posisi mereka dalam perdagangan global produk hilir kelapa sawit.

Dengan demikian, analisis REC kelapa sawit hilir antara Indonesia dan Malaysia memberikan wawasan yang berharga bagi industri kelapa sawit dan perekonomian nasional kedua negara. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor yang memengaruhi daya saing, kedua negara dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk meningkatkan posisi mereka dalam pasar global. sumber https://journal.ipb.ac.id/index.php/jmagr/article/view/48205/26677

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *